Cari

Friday, July 7, 2017

Sejarah bumi datar atau bulat

ILMU pengetahuan senantiasa berkembang, dan dari waktu ke waktu dapat terjadipergeseran paradigmayang mengubah cara pandang kita akan dunia sekitar kita. Ketika semakin bertambah bukti-bukti yang mendukung paradigma baru dan tidak mampu dijelaskan oleh paradigma lama, maka paradigma baru pun diterima sebagai sebuah kenyataan.Di antara pergeseran-pergeseran paradigma yang telah terjadi dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, ada satu fakta yang tidak pernah berubah semenjak ribuan tahun lalu: Bumi ini bulat seperti bola sepak. Hingga di abad ke-21 ini, fakta ini telah diterima sebagai realitas karena bukti-bukti telah begitu banyak.Memang pada awalnya manusia mengira Bumi ini datar. Peta-peta yang diselamatkan dari reruntuhan peradaban-peradaban kuno, pada masa Babilonia (ribuan tahun sebelum masehi), masa Yunani pra-klasik (sebelum abad ke-6 sebelum masehi) menunjukkan bahwa mereka menyangka Bumi ini datar. Hal ini wajar karena Bumi ini begitu besar sementara manusia begitu kecil, sehingga kelengkungan Bumi tak terlihat dengan segera. Andai kita hidup diPlanet B-612 atau di Planet Kaioo, akan sangat jelas bahwa planet tersebut memang bulat. Namun Bumi kita demikian besar dan bila kita hanya melihat dunia sekeliling kita saja, maka dunia ini akan terlihat datar.

Ilustrasi kapal yang menghilang dari cakrawala dengan semakin jauhnya ia dari pengamat. Sebuah ilustrasi dari bukuDe Sphaera Mundi(Tentang Bola Dunia) olehJohannes de Sacrobosco, ditulis sekitar tahun 1230. Dengan mengambil inspirasi dariPtolomeusdanastronomi yang berkembang di dunia Islam, buku ini adalah salah satu bukuteks astronomi paling penting pada abad pertengahan dan periode pra-Copernicus.

Dengan berkembangnya peradaban dan terjalinnya jaringan perdaganganantara kota-kota, para pedagang dan orang-orang terpelajar dapat saling berbagi informasi mengenai lingkungan sekitar mereka. Orang-orang bermata jeli yang tinggal di kota-kota tepi laut dan menjadi bagian dari peradaban-peradaban maritim dapat mengamati bahwa kapal yang berlayar mendekati pelabuhan hanya terlihat pertama-tama tiang layarnya saja, baru kemudian layarnya, dan akhirnya badan kapal. Sebaliknya, para pelaut yang berlayar mendekati sebuah kota akan melihat bahwa mereka hanya bisa melihat menara pengawas dari kejauhan, namun lama-kelamaan bisa melihat dasar menara dan bangunan-bangunan lain. Ini tanda bahwa Bumi ini melengkung dan kapal-kapal (atau bangunan) yang jauh itu terhalang oleh kelengkungan Bumi (Gambar 2 dan 3). Sebaliknya, para pelaut yang berlayar mendekati sebuah kota akan melihat bahwa mereka hanya bisa melihat menara pengawas dari kejauhan, namun lama-kelamaan bisa melihat dasar menara dan bangunan-bangunan lain. Ini semua kita sudah tahu sebagai tanda bahwa Bumi ini melengkung dan kapal-kapal (atau bangunan) yang jauh itu terhalang oleh kelengkunganBumi. Dengan menggunakan lensa tele atau binokular, di jaman modern ini tak sulit bagi kita untuk melihat sendiri kapal-kapal yang menghilang atau muncul dari balik cakrawala.

Mengukur keliling Bumi dengan tongkat dan bayanganEratosthenesadalah seorang ilmuwan Mesir yang hidup pada abad ke-3 sebelum Masehi. Ia hidup di kotaAleksandriadimuara Sungai Nil. Di kota itu terdapatPerpustakaanBesar Aleksandria(salah satu perpustakaan paling penting di duniakuno) dan ia adalah kepala perpustakaan tersebut. Dari membacai laporan-laporan dari berbagai tempat di kerajaan Mesir, iamengetahui bahwa pada suatu hari di kotaSiena (sekarang kota Aswan), persis pada saat tengah hari, kita akan dapat melihat pantulan Matahari di dalam sumur.Matahari persis berada di atas kepala dan tiang-tiang tidak akan menghasilkan bayangan. Fakta biasamengenai urusan sumur, tiang, dan bayangan ini mungkin akan terlewat oleh orang biasa, namun Eratosthenes ingin memeriksa apakah hal yang sama juga terjadi di kotanya, Aleksandria, dan ternyata… pada hari yang sama tiang-tiang ternyata menghasilkan bayangan!

Jadi kenyataannya bumi ini bulat !

Terima kasih ya sahabat telah membaca artikel saya ini

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung di blog saya